Kamis, 19 Mei 2016

                       
                                                   
                                                                  BAB 2
                        REKAYASA INOVATIF DAN PELUANG USAHA
                                      TEKNOLOG TEPAT GUNA
  1. . KARYA REKAYASA TEKNOLOGI TEPAT GUNA Prakarya & Kewirausahaan
  2. . A.PRODUK KARYA REKAYASA TEKNOLOGI TEPAT GUNA Alat pencetak briket Alat pengering hasil pertanian Alat pengambilan zat warna alam indigo Alat pembuatan tepung Alat uperajang sampah organik Alat pengurai serat sabut kelapa Alat pengepres dalam pembuatan baglog Proyektor sederhana Mikroskop sederhana
  3. . Manfaat Produk Rekayasa Teknologi Tepat Guna 1. Keberadaan karya rekayasa teknologi tepat guna memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat yang menggunkannya 2. Solusi nagi peningkatan produktifitas dan efektifitas dalam menjalankan produksi usaha rumahan ( home industri ) , industri kecil dan menengah (IKM) 3. Memberikan kemudahan, meningkatkan kualitas dan jumlah dalam berproduksi 4. Memacu kreatifitas dan inovatif pembuatnya untuk terus berkarya mencapai optimal 5. Terciptanya lapangan pekerjaan untuk mewujudkan karya inovasi
  4.  A.PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO Budaya Indonesia merupakan sumber daya dan kekayaan yang perlu terus dikembangkan dan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan di dalam kehidupan. Kita sering melihat di daerah-daerah banyak aktivitas penduduk kegiatan yang sifatnya turun-temurun dalam memenuhi kebutuhan. Batik dan tenun adalah produk yang dihasilkan oleh aktifitas masyarakat di sekitar kita. Kita mengenal batik dan tenun sebagai sumber daya yang diakui dunia sebagai kekayaan budaya Indonesia
  5. . B. PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO Pola integrasi tekno-ekologis seperti pada di samping dimaksudkan bahwa produk yang dihasilkan berupa zat warna alami merupakan produk yang ramah lingkungan. Peningkatan efektivitas dalam penggunaan karya teknologi tepat guna dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan, lebih produktif, efisien, dan berkualitas. Penggunaan zat warna sintetis yang berlebihan dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan kulit penggunanya. Salah proses produksi pembuatan batik dan tenun adalah pewarnaan. Pewarnaan secara alami pada kain batik dan tenun sangat disambut baik oleh masyarakat dunia dan memiliki nilai jual tinggi. karena merupakan produk yang ramah lingkungan dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup (life style) dalam kehidupan di masa sekarang untuk ramah pada lingkungan.
  6. 6. Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Pengambilan zat warna alam, memiliki kekhususan tersendiri. Nama umum dagang nila dan jenis tanaman ini sering disebut dengan indigo/indian indigo (Inggris), tom/tarum (Indonesia), tagung– tagung/taiom/taiung (Filipina), kraam/na-kho (Thailand), cham (Vietnam), tarom (Malaysia).
  7. 7. Desain Produk Rekayasa Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo 1
  8. 8. Bahan Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo 2 1) Bahan untuk pembuatan tangki, dapat disubtitusi dengan drum bekas. 2) Sprayer, dapat dimodifikasi dengan paralon yang diberi lubang banyak. 3) Pipa paralon, untuk sirkulasi larutan yang dipompa. 4) Keran pengatur dan pompa air, saklar dan kabel, dapat diperoleh di toko material. 5) Rangka penopang tangki 6) Pompa air 7) Sumber energi listrik 220 V/AC a. Pembuatan Spray Aerator b. Pembuatan Zat warna alam indigo 1) Tanaman Indigofera tinctoria 2) Air secukupnya, dalam pembuatan larutan rendaman tanaman yang dituangkan ke dalam alat spray aerator 3) Kapur CaO, larutan CaO (kapur tohor) yang berfungsi mengikat zat warna yang terdapat pada tanaman
  9. 9. 3 a. Alat Pendukung Pembuatan Spray Aerator b. Alat Pendukung Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Digunakan ember untuk merendam daun Indigofera tinctoria.L. Spray aerator digunakan untuk mengaerasi cairan hasil rendaman. Keranjang, kain, dan ember digunakan untuk memisahkan antara pasta dengan air. Alat Pendukung Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Spray aerator dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu penyediaan sprayer, pompa, pemipaan dan tangki penampung. Prisip dasar dari proses ini adalah aerasi yaitu mengkontakkan cairan dengan udara. Sprayer bisa disubtitusi/diganti dengan pipa paralon yang diberi beberapa lubang. Penyediaan reservoir/tangki penampung. Hal ini dapat disubtitusi dengan menggunakan drum bekas. Rangka disiapkan untuk menopang tangki, sprayer, pompa dan pipa yang digunakan. Pemipaan dilakukan bersamaan dengan pemasangan tangki. Setelah tangki, pompa, pipa dan sprayer terpasang, tinggal pemasangan saklar untuk mengoperasikan pompa. Sumber arus listrik yang digunakan AC 220 Volt.
  10. 10. 4 Proses Karya Inovasi Teknologi Tepat Guna Spray Aerator dalam Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Proses produksi dalam pembuatan zat warna alam yang dikembangkan dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. karya rekayasa pembuatan alat spray aerator b. pembuatan zat warna alam indigo biru Spray aerator sebagai alat yang digunakan untuk pengambilan zat warna alam indigo biru yang biasa digunakan untuk pewarnaan batik, tenun, denim. Bahan baku zat warna alam ini berupa daun nila yang diolah melalui proses perendaman (24 jam), proses aerasi dan proses pengendapan. Hasil akhir berupa produk pasta / powder indigo biru yang mempunyai nilai jual cukup tinggi.
  11. . a. Proses Pembuatan Spray Aerator
  12. . Daun Indigofera tinctoria segar dipetik pagi hari. Lakukan perendaman dengan menggunakan air dengan perbandingan 2 liter air untuk 1 kg daun selama 24 jam. Air hasil rendaman diarasi dengan menggunakan alat Spray aerator dengan menambahkan larutan kapur dengan perbandingan satu kilogram daun sebanyak 30 gram kapur. Warna air rendaman yang semula berwarna hijau emerald akan berubah menjadi warna biru. Proses sedimentasi dilakukan setelah proses aerasi selesai dan cairan ditampung ke dalam ember pengendapan. b. Proses pembuatan zat warna alam 1. Tahap Perendaman/ Hidrolisis
  13.  2. Tahap Aerasi Ditambahkan larutan kapur (CaO) pada saat proses aerasi seperti pada Gambar 2.15
  14. . 3. Tahap Pengendapan Cairan yang telah diaerasi diendapkan dengan menggunakan ember. Setelah terdapat endapan, perlahan buang cairan bagian atas (berwarna kekuningan) dan tampung endapan tersebut seperti pada Gambar 2.16. Air akan terpisah dengan pasta dan pasta ini siap untuk dikemas. Jika penyimpanan dalam waktu lama, dapat dibuat powder dengan cara dikeringkan terlebih dahulu dan dihaluskan menggunakan peralatan tambahan.
  15.  c. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pengembangan alat hasil karya inovasi teknologi tepat guna membutuhkan pekerjaan yang teliti dan harus memperhatikan keselamatan kerja sebagai upaya untuk meminimalisir timbulnya kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja yang digunakan dalam pembuatan alat yang mendukung proses produksi antara lain: sarung tangan, kacamata, helm, pakaian praktek, safety shoes, pelindung telinga, masker pelindung saluran pernapasan. Keselamatan kerja dalam proses produksi menjadi hal yang utama untuk diperhatikan guna menghidari kecelakaan kerja. Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, distribusi, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Rambu-rambu keselamatan kerja memiliki warna dominan pada simbol memiliki makna seperti yang ditunjukkan pada Gambar:
  16. . Pengemasan produk rekayasa inovasi teknologi tepat guna dimaksudkan untuk mempermudah pekerja dalam menjalankan suatu pekerjaan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pembutan produksi. Teknologi dalam pengemasan suatu produk berkembang dengan cepat. Casing atau selubung didesain dengan mempertimbangkan estetika dan konsep yang ingin ditampilkan sesuai dengan pengguna atau calon pembeli. C. PENGEMASAN PRODUK KARYA REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO
  17. . Fungsi Pengemasan 1.Fungsi Distribusi 2. Fungsi Identitas 3. Fungsi Lainnya Sebagai pelindung ketika produk didistribusikan Sebagai identitas dari produk a) Mempertahankan mutu b) Memperpanjang masa simpan c) Mempermudah penyimpanan dan pemasaran/ transportasi d) Menambah daya tarik bagi konsumen ( memberi informasi dan sarana promosi )
  18. .  Volume kemasan, menggunakan ukuran yang umum untuk produk-produk tertentu, misalnya 250 gr, 500 gr atau 1.000 gr.ü Bahan terbuat dari material yang tahan terhadap perlakuan pada saat pemindahan. ü Ukuran dan material bahan sesuai kebutuhan ü Menarik (desain, warna, bentuk), dengan komposisi yang imbang ü Memuat informasi yang jelas dan jujur ü Dibuat semenarik mungkin, punya ciri khas üAgar manfaat tersebut di atas dapat dicapai, maka hal-hal berikut harus diperhatikan:
  19. . Label adalah informasi yang dibuat pada kemasan biasanya berisikan tentang : Label a. Informasi produk yang sebenarnya b. Foto atau gambar produk c. Logo perusahaan d. Alamat produsen e. Bobot produk
  20. . Informasi tentang masa produksi dan atau masa kadaluwarsa dan hal-hal lain yang istimewa pada produk yang dihasilkan menjadi bagian informasi bagi konsumen. Produksi zat warna indigo yang terdiri dari dua jenis, yaitu basah dalam bentuk pasta dan tepung. Maka, bentuk kemasan bagi keduanya berbeda.
  21. . D. PERAWATAN PRODUK REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO 1. Pemeliharaan Lingkungan Potensi budaya yang berkembang di Indonesia di antaranya batik, wayang, tenun, aneka kerajinan perlu terus di dukung agar tumbuh kreativitas dan inovasi yang mampu bersaing dalam pasar global. Salah satu bentuk dukungan adalah mengembangkan zat warna alam pada batik atau tenun. Pengembangan row material berupa tanaman indigo berpotensi untuk menutupi permukaan tanah dan berkontribusi mengurangi pemanasan global, apalagi jika dilakukan penanaman skala besar. Jenis tanaman indigo dapat dikembangkan di daerah dengan area yang belum dimanfaatkan, sehingga lahan tidur dapat dimanfaatkan untuk budidaya Indigofera tinctoria.L bahkan di beberapa daerah tumbuh liar dan belum banyak dimanfaatkan. 2. Perawatan Alat Penggunaan spray aerator dapat mempermudah dalam proses produksi pengambilan zat warna alam indigo. Perawatan alat ini akan membantu kelancaran kerja dan biaya produksi. a. Perawatan alat terutama bagian sprayer, yaitu membersihkan bagian lubang sprayer agar tidak tersumbat dari kapur yang digunakan. Pastikan bagian ini dalam kondisi bersih setelah menggunakannya. b. Hindari tergenangnya air pada spray aerator pada bagian tangki (reservoir) saat penyimpanan agar tidak terjadi korosi pada peralatan. c. Lakukan pemeliharaan (maintenance) secara berkala pada pompa air, hindari terjadinya hubung singkat karena isolasi kabel kurang baik. d. Perhatikan penggunaan sumber listrik disesuaikan dengan spesifikasi pompa air yang digunakan.
  22. . E. PERENCANAAN USAHA KARYA REKAYASA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM PEMBUATAN ZAT WARNA ALAM INDIGO 1. Langkah-Langkah Perencanaan Usaha Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Perencanaan usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan karya inovasi teknologi tepat guna yang dikembangkan dengan skala Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki kompleksitas peralatan dan keterbatasan ketersediaan energi. Biaya operasional menjadi pertimbangan sehingga dalam perencanaan teknologi proses perlu ditetapkan. Proses produksi yang didesain bergantung pada ketersediaan bahan baku dan hasil akhir dari teknologi proses dalam bentuk pasta dan atau powder yang mudah digunakan, bisa lebih murah dan ramah terhadap lingkungan. Peralatan yang diperlukan untuk memproduksi zat warna alam indigo dalam bentuk powder di antaranya: a.Tom spray aerator b. Decanter c. Evaporator d. Dryer e. Milling
  23. . Perencanaan usaha pada umumnya memuat pokok-pokok pikiran sebagai berikut. a. Nama Usaha Pemilihan nama usaha harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka panjang. Pemberian nama harus berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-faktor kekinian. b. Lokasi Lokasi terbagi atas lokasi usaha, lokasi pertokoan,dan lokasi pabrik/industri. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu : 1) Pertalian ke belakang (backward linkage), yaitu bagaimana sumber daya (resources) yang akan digunakan. Termasuk dalam hal ini adalah bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat. 2) Pertalian ke depan (Forward linkage) yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi. c. Komoditi yang akan Diusahakan Memilih komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan: (1) banyaknya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang- barang ataupun jasa, (2) kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang belum terlayani. (3) Kecilnya persaingan dalam bidang usaha yang akan dikembangkan. (4) Memiliki kemampuan untuk bersaing dalam mengembangkan usaha yang sama dengan pihak lain.
  24. 24. Berikut adalah hal-hal yang harus menjadi perhatian seorang wirausaha sebelum memutuskan komoditi yang akan diusahakan. 1) Konsumen yang dituju. Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. 2) Pasar yang akan dimasuki. Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan usaha sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market challenger), pengikut pasar (market follower), atau perelung pasar (market nicher). 3) Partner yang akan diajak kerja sama. Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Bentuk partnership dapat mengatasi beberapa kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perseorangan. 4) Personil yang dipercaya. Pilihlah seseorang untuk menjalankan usaha karena kejujurannya 5) Jumlah modal. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Jika modal yang dimiliki pengusaha awal sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk membuka usaha yang masih baru. 6) Peralatan. Peralatan yang perlu disediakan adalah sesuai dengan kepentingan usaha. Untuk pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatan yang sangat diperlukan. 7) Penyebaran promosi. Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat/ media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya
  25. . 2. Kebutuhan Biaya Produksi Biaya produksi zat warna alam indigo meliputi biaya investasi, biaya tidak tetap, dan biaya operasional. Analisis usaha produksi zat warna alam indigo di susun untuk mengetahui gambaran ekonomi mengenai usaha yang akan diwujudkan. Analisis usaha pembuatan zat warna alam indigo menggunakan asumsi berikut. a. Alat spray aerator dapat digunakan selama 3 tahun. Oleh sebab itu biaya tetap yang digunakan merupakan biaya penyusutan per tahun dengan pola penyusutan tetap. Harga alat spray aerator baru Rp.3.000.000,00 b. Lahan yang digunakan 400 m2 dengan sistem sewa 1 tahun. Komponen biaya lahan dihitung sesuai dengan masa produksi. c. Tenaga kerja yang digunakan 1 orang. Upah per hari Rp 50.000,00. d. Siklus produksi disesuaikan dengan masa panen daun nila, yaitu 3 bulan sekali. Proses produksi memerlukan waktu selama 6 hari sampai menghasilkan pasta. e. Produksi dilakukan di gedung milik sendiri sehingga dalam kasus ini, tidak dinyatakan sebagai bagian dari komponen biaya. f. Ember kapasitas 100 liter digunakan sebanyak 2 buah dengan harga masing-masing Rp.100.000,00. g. Keranjang perendaman digunakan 2 buah dengan harga Rp 50.000,00. h. Ember dan keranjang perendaman, dapat digunakan selama 2 tahun. i. Harga pasta zat warna alam indigo di pasaran sangat beragam dan pada analisis ini digunakan angka rata-rata, yaitu Rp.40.000,00 per kg.
  26. 26. Keuntungan Keuntungan = Total penghasilan – Biaya produksi = Rp 2.000.000,00 – Rp 1.009.000,00 = Rp 991.000
  27. 27. 3. Analisis Break Event Point (BEP) Analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal. Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan di mana usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas. Artinya usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai BEP produksi lebih besar dari pada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BEP harga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
  28. . Dari perhitungan BEP produksi dan harga, diketahui bahwa titik impas usaha pembuatan zat warna indigo dicapai ketika produksi pasta mencapai 25,23 kg atau harga pasta indigo sebesar Rp 20.180,00/kg . Produksi di atas 25.23 kg dan harga di atas Rp20.180,00/kg pada tiap kali periode produksi adalah keuntungan.
  29. 29. 4. Persaingan Usaha Pembuatan Zat Warna Alam Indigo Penggunaan zat warna alam pada tekstil, di samping aman bagi kesehatan kulit, juga ramah lingkungan. Persaingan usaha dalam hal ini penggunaan zat warna alam pada batik atau tenun bisa unggul teriring tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang peduli lingkungan. Penggunaan zat warna alam indigo pada batik atau tenun mampu bersaing di pasar global karena meningkatkan nilai tambah pada produk batik. Batik atau tenun dengan menggunakan zat warna alam perlu dikembangkan secara massal sekaligus sebagai arena penyadaran masyarakat untuk terus menjaga lingkungan alam dari pencemaran zat kimia yang ditimbulkan oleh penggunaan warna sintetis yang berlebihan.
  30. .  Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Analisis SWOT terdiri atas 4 faktor 1. Strength (kekuatan) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasai, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri 2. Weakness (kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri 3. Opportunities (peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang akan terjadi.kondisi yang terjadi merupakan peluang dari organisasi,proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungan sekitar. 4. Threat (ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.žC. Analisis SWOT
  31. .  Penyusunan cash flow dan proposal Cash flow adalah tahapan dana yang dikeluarkan serta mengalir berdasarkan waktu yang ditentukan serta jumlahnya sesuai dengan tahapan waktu serta keperluan produksi. Adapun proposal berguna untuk mendapatkan dana baik pinjaman dari perbankan, koperasi, maupun investor yang mauž Identifikasi dokumentasi perencanaan biaya operasional produksi Dokumen-dokumen yang diperlukan adalah : Dokumen tentang biaya investasi Dokumen tentang biaya operasional Dokumen tentang hsil produksi dan pendapatan Dokumen tentang biaya perawatan dan pemeliharaan gedung serta peralatan Dokumen tentang target dan realisasi yang hendak dicapai ž Pengertian perencanaan biaya operasional produksi Merupakan perencanaan mengelola dari mulai input, proses sampai dengan output yang berupa produk tersebut dihasilkan dengan penekanan kepada penggunaan biaya seefisien mungkin dengan menghasilkan produk yang optimal. žD. Analisis Kelayakan Usaha 1. Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan adalah suatu seni cara merangkai, menggabungkan dan menganalisis suatu rencana investasi secara kesuluruhan atas faktor-faktor yang memengaruhi antara multidisiplin ilmu sehingga menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan yakni layak dan tidak layak investasi tersebut. 2. Aspek Umum dan Legalitas Aspek umum meliputi hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang usaha itu dilakukan, siapa pemrakarsa perusahaan, kepemilikan perusahaan serta yang menyangkut susunan pengurus perusahaan tersebut. Struktur permodalan adalah modal dasar yang tercantum dalam akte notaris. Sedangkan aspek legalitas menyangkut pendirian perusahaan.
  32.  3. Net Present Value ( NPV ) Merupakan nilai sekarang dari suatu usaha dikurangi dengan biaya sekarang pada tahun tertentu. Seleksi formal terhadap NPV adlah nilai NPV bernilai positif berarti usaha tersebut layak dan sudah melebihi Social Opportunity Cost of Capital sehingga usaha ini diprioritaskan pelaksanaannya. 4. Internal Rate of Return Cara lain untuk menilai suatu usaha adalah dengan membandingkan nilai IRR dengan discount rate (suku bunga) yaitu bila IRR lebih besar dari suku bungan yang telah ditetapkan maka usaha tersebut diterima atau bisa dilaksanakan. Namun apabila IRR lebih kecil dari suku bunga yang ditetapkan maka usaha tersebut tidak bisa dilaksanakan atau ditolak. Sedangkan apabila IRR dengan suku bunga nilainya sama maka usaha tersebut dilaksanakan atau tidak terserah pengambil keputusan. 5. Analisis Break Event Point (BEP) Merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha tersebut tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini.
  33. .  Kreativitas E. Karakter Wirausaha Berorientasi ke masa depan’ Keorisinilan  Kepemimpinan  Berani menanggung resiko  Berorientasi pada tugas dan hasil  Percaya diri 



                                                                      BAB 4
                    
                        PRODUK PENGELOLAHAN KOSMETIK DARI

                                    BAHAN NABATI DAN HEWANI
1.      Pengertian Produk Kosmetik
Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3000 tahun Sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami untuk kosmetik, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Pengetahuan kosmetik tersebut kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam kegiatan perdagangan, agama, budaya politik dan militer. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda. Kosmetik dewasa ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi hampir seluruh wanita dan sebagian pria.
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.  Ada banyak cerita seputar sejarah kosmetik dan wanita. Konon, manusia mulai mengenal manfaat warna- warni pada hewan dan tumbuhan bisa memberikan efek positif bagi kecantikan berawal dari coba-coba dan karena ketidaksengajaan. Misalnya perona pipi (pemerah pipi) pertama kali ditemukan karena kebetulan. Ceritanya, seorang wanita tanpa sengaja menumpahkan minuman anggurnya hingga mengenai daerah pipi. Tumpahan anggur yang mengenai pipi tersebut menyebabkan pipinya berwarna kemerah-merahan. Ternyata efek semu merah tersebut justru membuat kedua pipi kanan dan kiri tersapu warna lembut dari bahan-bahan alam yang mereka ketahui. Produk kosmetik adalah produk yang dimanfaatkan pada bagian luar tubuh manusia dengan tujuan untuk perawatan/pemeliharaan, melindungi, mengubah/ memperbaharui penampilan pada tubuh. Tanpa disadari, kosmetik telah memberikan warna yang berbeda bagi kehidupan manusia. Membuka beragam peluang usaha dan peluang untuk mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan manusia
 2.    Aneka Jenis Produk Kosmetik
Menurut Food, Drug and Cosmetic Act (FD & C Act) penggunaan kosmetik lebih ditujukan untuk membersihkan, meningkatkan kecantikan atau meningkatkan daya tarik dan mengubah penampilan bukan untuk menangani penyakit kulit. Berdasarkan batasan di atas, yang termasuk kosmetik adalah pelembab kulit, masker, lulur, parfum, lipstick, cat kuku, makeup mata dan muka, shampo, cat rambut, sediaan
kosmetika digolongkan menjadi 8 golongan :
  1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
  2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.
  3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lain- lain.
  4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
  5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut dan lain-lain.
  6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.
  7. Preparat make up (kecuali mata); lipstik, rouge, bedak muka dan lain-lain.
  8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener dan lain-lain.
Penggolongan kosmetik berdasarkan kegunaannya yaitu :
  1. Higiene tubuh: sabun, shampo, cleansing.
  2. Rias: make up, hair color.
  3. Wangi-wangian: deodoran, parfum, after shave.
  4. Proteksi/pelindung: sunscreen dan lain-lain.
 Kandungan dan Manfaat Bahan Nabati/hewani Sebagai Produk Kosmetik    
Bahan nabati dan hewani memiliki kandungan dan manfaat/ khasiat masing-masing. Berikut ini uraian beberapa bahan nabati/hewani yang dapat dimanfaatkan untuk produk kosmetik.
  1. Pisang (Musa paradisiaca) Pisang adalah tumbuhan berukuran besar dan berdaun lebar memanjang berasal dari suku Musaceae. Pisang memiliki buah yang muncul dalam bentuk tandan dan tersusun menjari yang disebut sisir. Hampir semua pisang mempunyai kulit berwarna kuning saat matang. Namun, ada pila pisang yan berwarna jingga, merah, hijau, ungu, bahkan hampir hitam. Pisang sangat baik dikonsumsi karena mengandung karbohidrat sebagai sumber energi serta kaya mineral, terutama kalium. Kandungan gizi yang terdapat dalam buah pisang matang adalah 99 kalori, 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 0,2 g lemak, 25,8 mg karbohidrat, 0,7 g serat, 8 mg kalsium, 28 mg fosfor, 0,5 mg besi, 44 RE vitamin A, 0,08 mg vitamin B, 3 mg vitamin C, dan 72 g air
Berikut beberapa manfaat pisang untuk merawat kecantikan antara lain:
1) melembabkan kulit
2) menghilangkan bekas jerawat atau cacar
3) menghaluskan tangan dan kaki
4) menghaluskan kulit wajah
2.Wortel (Solanum cycopursicum) Wortel mengandung vitamin A, likopen, falcarinol. Berkhasiat untuk mencerahkan kulit, menghilangkan bercak/flek hitam, serta mencegah kanker.
3.Alvokad (Persea americana) Alvokad mengandung vitamin E, vitamin K, zat besi, sterolius, minyak. Berkhasiat sebagai pelembut dan pelembab alami untuk wajah, serta mengurangi penuaan dini.
4.Papaya (Carica papaya) Papaya termasuk salah satu buah yang mengandung vitamin C. Bahkan, kandungan vitamin C-nya lebih banyak dari pada kandungan vitamin C pada buah apel, yaitu 48 x lipatnya. Papaya berfungsi sebagai detoksifikasi yang bisa meremajakan kulit wajah dari dalam, juga mampu mengangkat sel-sel kulit mati dan mencegah kerut di wajah. Pepaya mengandung papain, berkhasiat mengurangi peradangan, menghilangkan bekas jerawat, dan memutihkan kulit.
5.Lidah Buaya (Aloe vera) Lidah buaya mengandung eksudat, aloe emoedyn, glikoida, vitamin dan mineral, berkhasiat untuk mencerahkan kulit, mengurangi bekas jerawat dan luka, melawan ketombe, mendinginkan kulit kepala, mencegah kerontokan rambut.
Teknik Proses Produksi Kosmetik
1.Destilasi/penyulingan Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan kecepatan/kemudahan menguap/ volatilitas bahan atau teknik pemisahan kimia berdasarkan perbedaan titik didih. Teknik ini biasanya digunakan untuk menghasilkan zat yang mudah menguap. Contoh produk kosmetik parfum Berikut ini gambaran proses penyulingan secara sederhana.
2.Saponifikasi Saponifikasi adalah pencampuran minyak/lemak dengan basa kuat (KOH/NaOH). Contoh produk kosmetik : Sabun
3.Penghancuran, sedimentasi/pengendapan, pengeringan. Contoh produk kosmetik : Masker, Lulur
4.Pencampuran Contoh produk kosmetik : Shampo
Bahan Nabati Menjadi Masker Bengkuang
Istilah masker wajah tidak asing bagi kita. Sering sekali istilah masker wajah kita dengar dan lihat melalui iklan, cetak, radio, dan TV. Masker wajah banyak digunakan untuk memperhalus dan memperindah wajah, karena banyak dari kita terkdang mengalami masalah dengan kulit wajah baik itu berminyak, jerawat, dan kusam.
Sebagian besar kita menggunakan masker wajah untuk hal-hal berikut:
  1. Membersihkan dan memperbaiki pori-pori kulit
  2. Membersihkan kotoran dan minyak pada lapisan kulit yang lebih dalam, serta mengangkat sel-sel kulit mati
  3. Mengurangi iritasi kulit
  4. Menimbulkan perasaan sejuk dan nyaman pada kulit
  5. Menghaluskan lapisan luar kulit
  6. Sebagai pelembap dan penyegar kulit
Secara sistematik, masker wajah bertindak merangsang sirkulasi aliran darah maupun limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melalui percepatan proses regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit.Masker wajah dapat juga berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan aktif yang berguna bagi kesehatan kulit, seperti ekstrak tumbuhan, minyak esensial, atau rumput laut yang dapat diserap oleh permukaan kulit untuk dibawa ke dalam sirkulasi darah. Masker wajah berbentuk pasta atau krim dapat dioleskan langsung pada kulit. Dalam bentuk buah,dihancurkan lebih dahulu, baru dioleskan pada kulit wajah secara langsung atau diambil sarinya. Jenis buah sesuaikan dengan jenis kulit. Keistimewaan masker dari bahan alami ini adalah tidak mengeras sehingga kulit tetap bisa ‘bernapas’. Jika kamu mempunyai riwayat alergi atau memiliki kulit sangat sensitif, jaringan perut baru, terbakar sinar matahari, terdapat kerusakan pembuluh darah kapiler, ataupun mengalami infeksi dan penyakit kulit, sebaiknya tidak menggunakan masker wajah.
Perawatan Produk Kosmetik
Produk kosmetik atau make-up memang mempunyai umur kadaluarsa. Tetapi, jika kita tidak benar menyimpannya, maka kosmetik bisa rusak yang ditandai dengan berubah warna atau berbau, padahal belum seharusnya belum kedaluwarsa.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam hal ini antara lain seperti berikut:
  1. Tutup rapat kemasan setelah selesai menggunakannya dan letakkan pada tempat yang sejuk. Kemasan yang terbuka walaupun hanya sedikit dapat membuat udara masuk dan bakteri yang ada di dalamnya berkembang biak dan menyebabkan kerusakkan pada kosmetik.
  2. Gunakan kuas atau spons saat menggunakan kosmetik
  3. Bersihkan wajah dan pastikan wajah dalam keadaan kering saat akan merias wajah. Air atau keringat dapat memicu jamur jika menempel pada produk kosmetik.
  4. Pastikan tangan dalam keadaan bersih dan kering jika harus menyentuh produk kosmetik.

                                       
                                                                       BAB 3
                                          BUDIDAYA PEMBENIHAN IK
   1.   Wadah pemeliharaan ikanhias
Budidaya ikan hias dapat menggunakan wadah dari berbagai jenis selama tidak bocor. Wadah budidaya yang sering digunakan untuk ikan hias adalah akuarium, kolam bak semen, kolam terpal/plastik, bak fiber glass dengan ukuran yang beragam. Selain itu juga dapat dimanfaatkan barang-barang bekas yang tidak bocor dan dapat ditambal dengan ukuran dan diameter yang beragam ukurannya. Wadah budidaya ikan sistem airnya ada yang mengalir dan ada yang tergenang. Wadah pembudidayaan ikan hias ini terdiri dari wadah perawatan induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan, pembesaran dan penampungan hasil. Tetapi wadah yang digunakan tergantung dari jenis ikan dan yang utama adalah tergantung dari luas lahan dan modal yang dimiliki.

   2.   Lingkungan hidup ikan hias air tawar
Ikan hias mempunyai kemampuan hidup pada lingkungan yang beragam. Lingkungan hidup ikan yang sangat mempengaruhi adalah air, suhu, derajat keasaman (PH), kesadahan air, kandungan oksigen terlarut dan kecerahan. Untuk membudidayakan ikan hias haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan air disekitar kita. Lingkungan air yang ideal bagi ikan hias rata-rata adalah untuk suhu air 24 – 300C, PH 6-7, oksigen terlarut > 3 ppm dan kecerahan air 30 – 60 cm.
Sumber air untuk budidaya ikan hias antara lain berasal dari air tanah, air sungai dan air PAM. Jenis-jenis air tersebut harus diendapkan dahulu minimal 12-24 jam sebelum dipakai agar kandungan oksigen terlarutnya cukup dan gas-gas yang lain hilang.
Untuk membuat PH yang sesuai dengan kehidupan ikan hias dapat dilakukan dengan memberikan kapur pertanian atau kapur bordo dengan dosis secukupnya bila terlalu asam/basa.
Kesadahan air menunjukkan kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng. Tingginya kesadahan sangat dipengaruhi oleh kondisi sekitar seperti jenis tanaman sekitar sumber air dan mikroorgnisme. Kesadahan atau kekerasan air yang ideal untuk budidaya ikan hias air tawar berkisar antara 70 – 100 HD
Kandungan nitrit dalam usaha budidaya ikan berasal dari sisa pakan, kotoran ikan, lumut, tanaman mati yang terdekomposisi dalam siklus nitrogen. Kandungan nitrit berpengaruh terhadap kesehatan yang berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan ikan
  3.     Pakan Ikanhias
Pakan untuk ikan hias yang diberikan biasanya adalah pakan alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, artemia, serangga, kodok, ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.
Dalam pemijahan ikan hias diperlukan indukan ikan jantan dan betina. Induk yang akan digunakan harus mencukupi umur untuk dipijahkan dan sudah matang gonad (kelamin). Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan hias dapat dilihat dari cirinya. Ciri induk matang gonad untuk induk betina antara lain perut gendut ke arah genital dan bila diraba terasa lembek serta halus, genital menonjol (membuka) dan bila diurut akan keluar beberapa telur. Sedangkan induk jantan yang matang gonad dicirikan bila diurut kearah genital akan mengeluarkan cairan sperma. Ikan hias akan mengalami matang gonad dan dapat dipijahkan pada umur 4 – 12 bulan tergantung jenis ikannya. Calon indukan kondisi badannya harus sehat, tidak terjangkit penyakit dan berasal dari keturunan (gen) yang baik dan bagus. Untuk mendapatkan calon indukan adalah dengan jalan membeli, diperoleh dari antar pembudidaya ikan hias, dari hobiis atau menghasilkannya sendiri.
   5.    Pemijahan ikanhias
Pemijahan ikan untuk proses pembuahan telurnya ada yang berlangsung secara internal dan eksternal. Ikan hias ada yang bertelur dan ada yang beranak. Perlakuan proses pemijahan berbeda tergantung jenis ikannya. Oleh karena itu harus disiapkan media, bahan, alat yang diperlukan dalam proses pemijahan. Tidak semua ikan hias dapat melakukan pemijahan secara alami. Untuk membudidayakan ikan hias yang tidak bisa memijah secara alami dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon perangsang (induced spawning) agar bisa memijah baik secara alami atau melalui pengurutan (stripping). Perlu diketahui untuk membudidayakan ikan hias sebaiknya hindari pemijahan satu keturunan (inbreeding).
   6.     Penetasan Telur ikanhias
Telur akan menetas tergantung dari jenis ikannya. Biasanya telur akan menetas setelah 24 jam menjadi larva. Penetasan (inkubasi) telur dapat dilakukan di akuarium,kolam permanen, corong dan happa. Dalam proses penetasan ada yang dilakukan dengan cara diangkat induk secara keseluruhan atau ada yang induknya ditinggal salah satunya. Proses penetasan telur ada yang memerlukan aerasi dan ada yang tidak.
   7.    Perawatan Larva hingga Pembesaran
Telur yang sudah menjadi larva akan mulai berenang kesana-kemari. Larva ikan dapat ditempatkan dalam akuarium, hapa, kolam bak, bak plastik, fiber glass dan kolam tanah serta wadah lainnya.
Selama mulai menetas sampai umur ± seminggu larva tidak perlu diberi makan karena masih membawa cadangan makanan berupa kuning telur (yolksack). Setelah seminggu sudah mulai diberikan makanan berupa infusoria, kutu air atau artemia, cacing sutera atau jenis makanan lainnya baik dari pakan alami atau buatan yang ukurannya lebih kecil dari mulut larva. Setelah ikan berukuran benih dan mulai besar pakan yang diberikan berupa kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, serangga, kodok, ikan hidup/mati atau pellet. Pemberian pakan yang umum dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
Kepadatan penebaran benih ikan harus disesuaikan dengan luasan media budidaya, jangan terlalu padat atau terlalu jarang. Bila terlalu padat menyebabkan pertumbuhan ikan lambat dan jika jarang tidak efisien penggunaan media budidaya (pemborosan).
Air yang menjadi tempat benih ikan hidup, akan mengalami penurunan kualitas yaitu air menjadi kotor akibat sisa makanan dan kotoran ikan. Oleh karena itu diperlukan pembersihan air (penyiponan). Caranya dengan membuka pipa pembuangan atau menyedotnya. Air yang dibuang tidak semuanya, maksimal ¾ bagiannya. Setelah itu diisi kembali dengan air yang sudah diendapkan sebelumnya jangan air baru. Makanya para pembudidaya harus memiliki tendon air agar dapat melakukan penyiponan kapan saja. Frekuensi penyiponan air semakin sering semakin baik dan paling lambat sekali seminggu.
Ikan-ikan yang terawat akan mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembanga ikan biasanya tidak seragam. Ada yang besar lebih dahulu, normal dan ada yang bantet (kontet). Untuk itu perlu dilakukan penyortiran dan pedederan ikan. Ikan-ikan yang berukuran seragam dikelompokkan berdasarkan ukuran agar pertumbuhannya seragam. Setelah dilakukan pendederan ini perlu dilakukan pendederan selanjutnya. Antara anakan jantan dan betina harus disortir dan dipisahkan untuk menghindari pemijahan dini he….supaya pertuumbuhan ikan normal dan untuk menyiapkan calon indukan.
Lama proses pemeliharaan ikan hias sampai ikan siap jual tergantung pada jenis ikannya. Pada umur 1-2 bulan biasanya ikan sudah berukuran 1-2 inci. Jadi dapat diukur pertumbuhan ikan dan kapan ikan itu bisa dijual tergantung pada jenis dan ukurannya. Ikan hias bisa dipasarkan kapan saja tergantung dari kebutuhan pembudidayanya.
 8.       Hama dan Penyakit
Pada budidaya ikan hias, pembudidaya ada kalanya menghadapi hama dan penyakit. Hama yang perlu ditanggulangi adalah ular, burung, katak, larva capung, keong dan yang paling penting adalah manusia. Penyakit yang menyerang ikan hias adalah penyakit yang disebabkan oleh bukan parasit (non parasiter) dan penyakit yang timbul karena serangan parasit.
Penyakit yang berasal dari non-parasiter biasanya bersumber dari faktor lingkungan dan terutama adalah makanan. Makanan yang tidak dibersihkan akan mengundang berbagai macam penyakit. Oleh karena itu makanan yang diberikan sebelumnya harus dicuci dulu agar bersih baru diberikan. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak sesuai akan mengakibatkan adanya gejala kekurangan oksigen dan keracunan. Lingkungan yang lainnya adalah adanya perubahan temperatur, PH dan kesadahan yng tidak sesuai ambang batas normal. Perubahan temperatur biasanya terjadi pada saat musim pancaroba. Pada saat inilah cupang banyak terserang penyakit. Oleh karena itu harus selalu mengontrol keadaan air.
Penyakit parasiter disebabkan karena adanya serangan parasit pada badan ikan, insang, lendir maupun dalam tubuh ikan itu sendiri. Parasit ini dapat berupa protozoa, cacing, udang renik, jamur, bakteri dan virus
 9.      Pemasaran
Permintaan ikan hias masih banyak pangsa pasarnya baik untuk pangsa pasar lokal dan ekspor. Untuk memasarkan ikan hias ini para pembudidaya bisa langsung menjual sendiri ke konsumen atau menggunakan jasa pengepul (pengumpul) yang biasanya sudah mempunyai jaringan yang luas dan ada juga pembeli yang langsung datang ke pembudidaya. Ada juga yang menawarkan ke agen-agen (supplier) atau berdagang keliling. Untuk memaksimalkan pemasaran hasil budidaya ikan hias, para pembudidaya harus bisa membuka jaringan yang luas agar bisa mendapatkan konsumen tetap. Cara lainnya adalah dengan melakukan usaha budidaya ikan hias dengan sistem plasma. Selain itu juga dengan membentuk kelompok/asosiasi yang saling menguntungkan antara sesama anggotanya.
Pembudidaya juga harus mempunyai pengepul tetap yang selalu siap menampung hasil usaha. Yang tak kalah penting adalah para pembudidaya harus aktif mencari konsumen secara langsung baik melalui hubungan langsung ataupun melalui media komunikasi seperti telepon dan internet. Konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah sangat penting dilakukan untuk mencari terobosan dalam bidang pemasaran.
Budidaya ikan hias air tawar merupakan suatu komoditi yang dapat dikembangkan sebagai sumber mata pencaharian karena modal yang diperlukan kecil, dapat memanfaatkan lahan yang sangat terbatas dan waktu yang relatif singkat serta cara budidaya yang mudah. Sekarang yang sangat diperlukan adalah pembinaan dari pemerintah atau instansi terkait lainnya untuk mengembangkan potensi budidaya ikan hias diwilayah masing-masing untuk mengangkatnya sebagai komoditi unggulan juga lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran.
Kabupaten dan Kota Tangerang telah banyak yang membudidayakan ikan hias air tawar dan mempunyai penghasilan yang tinggi. Mudah-mudahan kota-kota besar lainnya di Provinsi Baten dapat meanfaatkan peluang ini baik untuk pangsa pasar lokal maupun ekspor.AN HIAS
     
                                                                  BAB 1                
                           
                                             Karya Kerajinan dari bahan keras
1.   PENGERTIAN  KERAJINAN DARI BAHAN KERAS
    Karya kerajinan dari bahan keras adalah kerajinan yang bahan bakunya menggunakan bahan yang kera,kerajinan ini terbagi dalam dua bentuk , yaitu Karya kerajinan bahan keras alami dan Karya kerajinan bahan keras buatan.
.
2. KARYA KERAJINAN BAHAN KERAS BUATAN
 Fungsi kerajinan dari bahan keras memiliki dua macam
  1. Kerajinan bahan keras buatan, adalah contoh kerajinan yang semua dari bahan bakunya sudah mengalami pengolahan kembali, berbeda dengan jenis kerajinan bahan alami, kerajinan bahan keras buatan ini contohnya yaitu seperti kerajinan yang berasal dari bahan kaca, semen, kawat, timah dll.
  2. Kerajinan bahan keras alami, berbeda jauh dengan kerajinan keras buatan karena kerajinan ini menggunakan bahan baku pembuatannya yang masih mentah yang berasal dari alam yang belum mengalami pengolahanyang mengakibatkan wujud dari bentuk itu sendiri berubah, bahan keras alami ini sangat mudah didapatkan sehingga harganya pun relatif murah karena beberapa bahan utamanya beraada disekitar kita seperti, bambu, biji-bijian, kerang, tulang, pasir, rotan dll.
 fungsi , yaitu :
  • Sebagai Benda Pakai : Contohnya seperti lemari , meja , patung  , kursi , dll .
  • Sebagai Benda Hias : Contohnya seperti patung , bingkai , kalung ,dll.
  4.Tahap Membuat Kerajinan Bahan Keras
    A.membuat rancangan
Rancangan adalah hal awal yang kita lakukan setelah mendapat ide untuk membuat suatu kerajinan dari bahan lunak, rancangan yang bagus biasanya akan menghasilkan yang bagus. Rancangan biasanya dibuat di suatu kertas lalu kita menggambarnya.
b. Menyiapkan alat dan bahan
Setelah rancangan dibuat tahap selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan di utamakan memiliki kualitas yang bagus sehingga akan mendapat hasil yang baik.
c. Membuat benda sesuai rancangan
Setelah semua siap kita mulai dengan proses pembuatan, buatlah sebuah bagian dasar terlebih dari suatu kerajinan sehingga akan mudah dibentuk dan mempercepat proses pembuatan.
d. Tahap penyelesaian
Tahap akhir setelah kita membuat suatu kerajinan adalah salah satunya dengan merapikan atau memberi hiasan atau beberapa tambahan lain sehingga meningkatkan kualitas kerajinan tersebut.